Friday, April 5, 2019

Retrofit Bangunan yang Rusak akibat Gempa


Akhir-akhir ini banyak gempa bumi yang merusak terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Gempa tersebut menyebabkan banyak korban jiwa maupun kerugian harta. Besarnya kerusakan dan kerugian akibat gempa cenderung bertambah di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa penduuduk dunia semakin bertambah dan daerah pemukiman semakin banyak dibangun di daerah rawan gempa. Banyak bangunan yang dibangun tidak mengikuti prinsip-prinsip dasar bangunan tahan gempa; bahkan di banyak tempat di dunia, mutu bahan dan mutu pengerjaan sedemikian rendahnya sehingga kemungkinan bangunan rusak atau ambruk sangat besar, walaupun gempa yang terjadi tidak tergolong gempa besar. Suatu hal yang kurang menguntungkan adalah kenyataan bahwa yang terbanyak mengalami kerugian adalah negara-negara yang belum atau sedang berkembang. Jadi mayoritas bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan termasuk dalam konstruktis nir-rekayasa ("non-engineered").

Segera setelah terjadi suatu gempa, biasanya terjadi keraguan untuk menentukan bangunan mana yang harus dibongkar, bangunan mana yang masih dapat diperbaiki, dan bangunan mana yang harus diperkuat serta bagaimana melakukannya. 
Manual-manual yang sudah ditulis dan dapat didownload dari link di bawah ini, mencoba menjawab hal tersebut di atas dan memberikan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan secara mudah, praktis, sederhana dan relatif murah. Cara-cara yang dianjurkan dan detail-detail yang digambarkan khusus untuk bangunan tembokan tanpa perkuatan, bangunan tembokan dengan perkuatan dan bangunan beton bertulang sederhana. Detail-detail tersebut merupakan prinsip dasar dan syarat minimum untuk dapat memberikan ketahanan terhadap gempa.
Walaupun derajat kegempaan tidak sama di semua daerah, tetapi prinsip-prinsip tetap dapat dipakai dengan sedikit penyesuaian. 

Cara Memperbaiki Bangunan Sederhana yang Rusak Akibat Gempa Bumi
Retrofitting Simple Buildings Damaged by Earthquakes
Buku Panduan Perbaikan dan Perkuatan Bangunan Tembokan Sederhana (JICA)
Guidelines Repair & Strengthening of Simple Masonry Buildings (JICA)

Video:

Retrofitting rumah di Padang Pariaman

Retrofitting rumah di Nias


Tuesday, April 2, 2019

Buku "Belajar dari Kerusakan akibat Gempa Bumi: Bangunan Tembokan Nir-Rekayasa di Indonesia"

Konstruksi bangunan tembokan nir-rekayasa di Indonesia terdiri dari struktur bangunan (bata atau batu atau batako) yang diperkuat atau pun tidak diperkuat. Konstruksi bangunan tembokan nir-rekayasa tidak terlalu sulit untuk dibangun, sehingga sebagian besar bangunan rakyat adalah bangunan tembokan dan tersebar di seluruh Indonesia. Bangunan ini pada umumnya mudah rusak kalau digoncang gempa, kecuali diberi perkuatan dan dibangun dengan tata cara yang benar.

Karena kebutuhan akan bangunan baru yang sangat besar dan terbatasnya sumber daya yang ada, termasuk dana, pengetahuan, ketrampilan, dan bahan bangunan, mengakibatkan kualitas kerja dan kualitas konstruksi menjadi rendah, dan standard bangunan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Kerusakan akibat gempa bumi di seluruh dunia membuktikan bahwa jenis konstruksi seperti tersebut di atas sangat berbahaya untuk keselamatan manusia, walaupun gempa buminya relatif kecil. Sangat jelas bahwa akan sulit untuk menghilangkan / mengganti konstruksi bangunan jenis ini di daerah gempa di negara-negara sedang berkembang, khususnya untuk batu bata karena harga batu bata relatif murah, mudah diproduksinya dan mudah untuk transportasinya, serta bangunan tembokan relatif mudah membangunnya. Fakta tersebut menjadikan bangunan tembokan pilihan utama bagi rakyat untuk membangun rumah dan oleh karenanya jelas terjadi kecenderungan untuk membangun lebih banyak bangunan tembokan.

Untuk menyelamatkan nyawa / jiwa kalau terjadi gempa besar, Indonesia, dengan jutaan konstruksi bangunan sederhana yang rentan terhadap gempa bumi yang terjadi berulangkali hampir setiap tahun, harus mulai menerapkan teknik atau cara membangun bangunan sederhana yang lebih baik untuk mengurangi dampak bencana gempa bumi.

Ditinjau dari sudut ekonomi, adalah tidak wajar untuk membangun kembali semua struktur yang tidak tahan gempa, walaupun tindakan tersebut sangat ideal. Pilihan untuk membangun baru atau memperkuat harus diputuskan dengan hati-hati. Solusi yang ideal adalah menemukan sarana dan cara untuk meningkatkan pembangunan saat ini dan bahan-bahan terkait, dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, dengan tenaga kerja setempat di bawah pengawasan yang minimal, serta yang paling sesuai dengan budaya setempat. Tujuan utama adalah menyelamatkan jiwa; oleh karena itu, struktur boleh mengalami kerusakan ketika digoncang gempa, tetapi tidak roboh sehingga membunuh manusia.

Buku ini didasarkan pada pengamatan penulis dari survei dan dokumentasi kerusakan gempa konstruksi nir-rekayasa masa lalu di Indonesia dalam rentang waktu 50 tahun. Isi buku ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik yang sifatnya membangun selalu diterima dengan senang hati.

Bagi yang berminat untuk membaca lebih jauh, silahkan hubungi UGM Press.


Membangun Sekolah Dengan Ferosemen / Constructing Earthquake Resistant School Buildings Bandaged Using Ferrocement Skin

Bangunan sekolah satu dan / atau dua lantai di Indonesia dapat dianggap sebagai konstruksi nir-rekayasa, dan juga seperti konstruksi nir-rekayasa lainnya sering rusak dan roboh ketika digoncang gempa bumi. Bangunan sekolah lebih rentan karena jarak antar dinding dalam kedua arah lebih besar jika dibandingkan dengan bangunan tempat tinggal (rumah). 
Kegagalan bangunan sekolah dapat menghilangkan kehidupan kaum intelektual masa depan di suatu negara dan menyebabkan kesedihan yang mendalam untuk orang tua dari anak-anak yang menjadi korban. Tak perlu diragukan bahwa rusaknya dan/atau robohnya bangunan sekolah akan mengganggu kegiatan pendidikan. Selain fungsi pendidikan, bangunan sekolah di pedesaan dan pinggiran kota di negara-negara sedang berkembang digunakan sebagai bangunan serba guna masyarakat, terutama untuk menyediakan tempat pemondokan sementara pada waktu terjadi suatu bencana. Hal ini terjadi karena bangunan sekolah mungkin merupakan satu-satunya bangunan umum di desa atau sekelompok desa. Hal ini mengharuskan konstruksi bangunan pendidikan lebih aman dan bersifat permanen. Oleh karena itu, sekolah pun harus dibangun tahan gempa. 

Membangun Gedung Sekolah Tahan Gempa Dibalut dengan Lapisan Ferosemen
Constructing Earthquake Resistant School Buildings Bandaged Using Ferrocement Skin

Membangun Gedung Sekolah Tahan Gempa Dibalut dengan Lapisan Ferosemen

Constructing Earthquake Resistant School Buildings Bandaged Using Ferrocement Skin

Membangun Rumah Dengan Ferosemen / Constructing Earthquake Resistant Buildings Bandaged Using Ferrocement Skin

Seperti diketahui hampir setiap tahun terjadi gempa bumi yang merusak di Indonesia dan setiap kali banyak merusak / merobohkan rumah rakyat sederhana. Kerusakan dan robohnya bangunan nir-rekayasa menyebabkan korban yang cukup banyak. Rusak berat dan keruntuhan rumah tembokan kalau digoncang gempa terutama disebabkan oleh mutu bahan bangunan yang rendah dan mutu pengerjaan bangunan yang juga di bawah standar, antara lain campuran adukan yang tidak tepat, pemasangan tembokan bata yang tidak sesuai kaidah, detailing sambungan tulangan besi beton kolom / balok yang tidak sesuai untuk daerah gempa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sejak 2014 penulis telah melakukan penelitian bangunan tembokan dengan balutan lapisan ferosemen di kedua sisi tembokan. Selanjutnya struktur komposit tersebut (lapisan ferosemen, tembokan, lapisan ferosemen) tersebut dianalisa sebagai sandwich. Hasilnya tembokan yang dibalut lapisan ferosemen tersebut memang kuat kalau digoncang gempa. Pemasangan kawat anyam untuk ferosemen jauh lebih mudah serta lebih murah dibandingkan dengan pemasangan tulangan kolom praktis, tulangan balok praktis, dan membuat detailing sambungan tulangan kolom / balok beton bertulang. Di samping hasil analisa membuktikan kekuatan bangunan tembokan dengan balutan ferosemen tersebut, penulis juga telah melakukan uji coba meja getar skala penuh di Jepang dan ternyata hasilnya sesuai dengan yang diperoleh dari analisa. Pondasi pasangan batu kali sebaiknya ditinggalkan dan diganti dengan pondasi beton bertulang T-terbalik.

Panduan ini adalah contoh rumah rakyat sederhana dan dengan harapan dapat dilaksanakan sendiri secara swakelola oleh pemilik kalau membangun di daerah gempa. Di samping itu cara yang sama dapat diterapkan untuk memperkuat rumah rakyat sederhana yang sudah berdiri agar kalau digoncang gempa, rumah tidak roboh sehingga tidak menimbulkan korban lagi. Cara ini sudah banyak digunakan di Sumatra Barat.

Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa Dibalut dengan Lapisan Ferosemen
Constructing Earthquake Resistant Masonry House - Bandaged using Ferrocement Layers
Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa Dibalut dengan Lapisan Ferosemen
Earthquake Resistant Masonry House Bandaged using Ferrocement Skin



Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa / Constructing Seismic Resistant Masonry Houses in Indonesia


Manual Bangunan Tahan Gempa (Rumah Tinggal)
Manual Detailer’s Manual for Small Buildings in Seismic Areas
Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa
Manual Constructing Seismic Resistant Masonry Houses in Indonesia 

Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih Aman (manual & poster – JICA)


Poster Syarat Minimum Membangun Rumah Tahan Gempa

Poster Minimum Requirements for Earthquake Resistant Masonry Buildings

Video: Membangun Rumah Tahan Gempa







Rumah Aman Gempa (IDEP Foundation & AusAID)
Guideline for Earthquake Resistant Non-Engineered Construction